Jumat, 06 Oktober 2017

Ciremai via Linggasana Istimewa dan Menguras Tenaga

Assalamualaikum sahabat petualang.
Jumpa lagi dengan saya bang roy, Kangen nih sama sahabat petualang semua, lama gak posting maklum lagi sibuk kerjaan dan lagi males bikin artikel. Semoga sahabat petualang semua sehat selalu ya. Kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai pendakian gunung ciremai. Gunung ciremai dengan ketinggian 3078 Mdpl adalah merupakan gunung berapi kerucut yang secara administrative terletak di wialayah tiga kabupaten, yaitu Cirebon, kuningan, dan majalengka, provinsi jawa barat. Gunung ciremai ini merupakan gunung tertinggi di jawa barat dan merupakan gunung favorit para pendaki gunung dan pecinta alam.




Mungkin gunung ciremai ini dikategorikan gunung yang tidak terlalu tinggi bila dibanding dengan gunung semeru, gunung slamet dan gunung rinjani. Namun gunung ciremai ini memiliki keistimewaan tersendiri yang membuat para pendaki selalu penasaran ingin menggapai puncaknya. Gunung ciremai tidak hanya terkenal medanya yang berat tapi juga terkenal gunung yang angker, menantang, dan istimewa karena setiap nama pos mengandung makna. Konon di gunung ciremai ini terkenal dengan mitos nini pelet.

Ada beberapa jalur yang bisa dilalui untuk mencapai puncak ciremai, yaitu melalui jalur linggasana, linggarjati, palutungan yang terletak dikabupaten kuningan dan jalur apuy yang terletak di kabupaten majalengka.Gunung ciremai ini memiliki kawah ganda yaitu kawah timur dan kawah barat. Gunung ciremai kini termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.



Dari pengalaman teman2 yang saya temuin di ciremai katanya jalur yang lebih deket ke puncak dan bersahabat adalah via apuy, sedangkan via palutungan juga bersahabat hanya jaraknya yang lumayan jauh, sedangkan untuk linggasana dan linggarjati bisa dibilang jalur yang tersulit dan paling lama karena terkenal dengan medanya yang menantang tapi petunjuknya jelas. Jalur yang paling popular dan menjadi rekomendasi pendakian ciremai adalah via linggarjati dan palutungan karena banyak petunjuknya dan jelas jalurnya.

Pendakian ke ciremai kali ini saya melalui jalur linggasana tetangganya jalur linggarjati. Tadinya jalur linggasana itu jalur linggarjati ternyata beda, jalur linggasana bisa dibilang jalur baru dan diresmikan tahun 2007, Sedangkan jalur linggarjati itu didekat museum linggarjati. Pendakian ke ciremai ini sudah saya rencanaain jauh-jauh hari yaitu waktu libur habis lebaran. Waktu itu rencana saya berangkat bersama teman2, tapi seiring berjalanya waktu saat mau hari H, satu- persatu temen saya pada batalin semua. Akhirnya saya jadinya berangkat sendirian nih. Rencana saya pergi ke jawa barat 6 hari, yaitu  tujuanya mendaki gunung ciremai lanjut menuju garut mendaki gunung papandayan mumpung liburan kerja  jadi sekalian dah. Berbekal tekad, nekat dan informasi dari teman2 siapdah untuk exsplore jabar.hehe

Transportasi Ciremai Via  Linggasana / Linggarjati

-          Menggunakan Bus
Akses menuju basecamp linggasana atau linggarjati tidaklah sulit. Waktu itu saya berangkat dari jawa tengah yaitu dari demak. Saya berangkat selasa pagi rencana mau naik bus, tadinya mau pake kereta karena kehabisan tiket jadinya pake bus dah. Dari demak saya menuju semarang dulu yaitu terminal terboyo. Transport menuju Cirebon dari semarang tidaklah sulit, kata petugas terminal bus yang menuju Cirebon itu banyak, jadwalnya itu pagi, siang, dan sore. Waktu itu saya berangkat pagi menggunakan bus nusantara sekitar 6-7 jam perjalanan akhirnya sampai di terminal Cirebon. Dari terminal nanti naik bus/ angkot lagi menuju kabupaten kuningan nanti turun dipasar atau bundaran linggarjati, setelah itu naik ojek/ angkot menuju linggasana / linggarjati, basecamp linggasana dan linggarjati ini satu jalur jadi nanti dari bundaran tinggal pilih mau via linggasana atau linggarjati nanti dianterin tukang ojek. Kurang lebih 20 menit nanti sampai di basecamp linggasana/ linggarjati yang jaraknya sekitar 10 menit dari basecamp linggasana.

-          Menggunakan Kereta Api
Kalo mau menggunakan kereta nanti naiknya dari stasiun tawang semarang setelah itu turun di stasiun prujakan Cirebon. Dari stasiun prujakan naik angkot menuju terminal Cirebon dulu lanjut naik angkot lagi menuju kabupaten kuningan, sama turun bundaran menuju linggarjati atau di pasar nanti selanjutnya naik ojek menuju basecamp.

Perijinan di Basecamp Linggasana kuningan

Dibascamp linggasana ini bisa dibilang tempatnya enak dan luas, banyak fasilitasnya ada kamar mandi, taman, mushola, tempat olah raga tenis meja dan Tempat istirahatnya juga nyaman. Dibascamp linggasana ini buka 24 jam soalnya denger2 di basecamp linggarjati hanya melayani dari pagi jam 6 sampai jam 8 malam. Jadi apabila pendaki datang kemaleman di basecamp linggarjati gak boleh masuk basecamp. Tapi dibascamp linggasana bebas 24 jam melayani pendaki.

Untuk simaksi pembayaran pendakian ciremai via linggasana setelah masuk taman nasional gunung ciremai menjadi 50 ribu/ orang ditambah parkir kendaraan 10 ribu/ kendaraan. 50 ribu ini fasilitasnya yaitu dapat makan 1 kali dan minum sepuasnya. Biasanya apabila ada pendaki datang langsung dibuatin the panas. Dan juga setelah pendaki selesai mendaki nanti mendapat sertifikat pendakian dari basecamp bila turun dibascamp yang sama dan jumlah anggota minimal 5 orang. Kalo 1-4 orang tidak mendapat sertifikat. Di basecamp linggasana ini pendaki bebas menggunakan fasilitas, kamar mandi, mushola, dan permainan dengan gartis. Juga terdapat warung makan dan tukang ojek yang siap mengantar bila mau pulang.

Pos Linggasana (700 Mdpl)  Menuju  Pos Kondang Amis (1.350 Mdpl)

Saya mulai melakukan pendakian waktu itu hari rabu pagi, sebelumnya saya hanya sendirian dan waktu regristrasi perijinan pendakian ternyata tidak boleh melakukan pendakian sendiri. Minimal satu group terdiri 3 orang anggota. Waktu itu di basecamp yang mau nanjak hanya saya seorang terpaksa saya nunggu rombongan yang mau berangkat nanjak. tidak lama kemudian ada pendaki dari depok 6 orang mau nanjak juga (Alhamdulillah akhirnya ada barenganya juga).hehe

Tidak lama kemudian sekitar jam 9 pagi saya mulai mendaki bersama rombongan anak depok. Tidak lupa sebelum mendaki saya berdoa dulu agar sampai tujuan dan pulang dengan selamat. Dari basecamp linggasana menuju kondang amis ini tracknya nanjak tapi ada landainya juga. Jalurnya berupa tanah bebatuan kemudian dilanjutkan berupa tanah yang tertutup rumput, tapi jalanya masih kelihatan dan petunjuknya jelas. Pos kondang amis ini berupa selter dan juga tanah lapang yang luas bisa menampung belasan tenda bila mau ngecamp.

Pos kondang amis ini adalah pertemuan antara jalur linggasana dan linggarjati. Dari pos linggasana untuk menuju kondang amis nanti melewati beberapa pos antara lain kuburan kramat, pangabadakan, sumber air baru kondang amis. Untuk sampai kondang amis itu memerlukan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Diharapkan membawa bekal air yang cukup 1 orang minimal 5 liter kalo melewati jalur ini karena di atas tidak ada sumber air. Sumber air hanya ada sebelum kondang amis. Sedangkan saya bawa bekal air 8 liter buat persedian jaga2 kalo kehabisan, lebih baik lebih dari pada kekurangan. Pendaki sekarang itu bukan logistic yang kekurangan tapi air.

Pos Kondang Amis (1.350 Mdpl) Menuju Pos Kuburan Kuda (1.600 Mdpl)

Saya sampai di pos kondang amis sekitar pukul 11 siang, saya di pos ini hanya istirahat sebentar lanjut menuju pos kuburan kuda. Konon katanya di pos kuburan kuda ini dilarang ngecamp tapi ya gag tau juga si mitosnya memang gitu.hehe

Menuju pos kuburan kuda jalan tidak jauh beda dengan menuju kondang amis malahan menuju pos kuburan kuda ini jalan semakin menanjak di tambah jalur yang berupa tanah yang licin dan berdebu kalau musim kemarau. Tapi jalur linggasana ini sangat teduh karena tertutup pohon2 jadi tidak panas terkena sinar matahari.

Menuju kuburan kuda ini memerlukan waktu sekitar 90 menit perjalanan dengan medan nanjak dan licin berdebu karena tanahnya gambur, kadang bila diinjak tanahnya geser. Usahakan bawa masker atau buff untuk melindungi dari debu. Sekitar pukul setengah 1 siang saya dan rombongan depok sampai di pos kuburan kuda yang berupa tanah lapang yang lumayan luas bisa menampung sekitar 5-6 tenda. Tapi tidak disarankan untuk ngecamp disini katanya angker. Konon katanya bekas kuburan kuda tentara jepang, pos ini sering terdengar suara kuda di pos ini.

Pos Kuburan Kuda (1.600 Mdpl) Menuju Pos Pangalap (1.800 Mdpl)

Dari pos kuburan kuda menuju pos pangalap ini jalan semakin nanjak terjal, siap2 dengkul bak motor GP.haha menuju pos pangalap ini jalur masih sama berupa tanah yang berdebu dan jalan nanjaknya minta ampun dah bikin ngos2san. Menuju pangalap di sepanjang jalan sebenernya ada beberapa tanah lapang yang bisa di buat tempat camp, tapi kalo pengen tempat yang lebih luas pos pangalap ini sangat cocok buat camp.

Dari pos kuburan kuda menuju pangalap ini memerlukan waktu kurang lebih 2 jam lah kalo santai. Di pos pangalap ini berupa tanah lapang yang bisa menampung kira2 sampai 20 tenda. Pos pangalap ini merupakan tanda kita sudah setengah jalan perjalanan mendaki gunung ciremai.

Konon bila sampai di pos pangalap ini siap2 saja bakal ada yang mengikutin kita yaitu jalak hitam dan lebah hitam yang sering mengganggu. Ternyata benar mitos itu, sesampainya di pos pangalap ini saya dan rombongan depok di sambut oleh beberapa burung jalak yang kayak tidak takut dengan kita malah mereka mendekati kita. Satu lagi yang ngikutin saya waktu sampai di pos pangalap ini yaitu lebah hitam yang mengganggu saya sesampainya di pos pangalap, lebah itu muterin wajah saya terus sehingga terdengar jelas suaranya mengganggu suasana perjalanan. Tapi saya tetep membiarkan saja tidak mengganggunya takut kenapa2.hehe

Pos Pangalap (1.800 Mdpl) Menuju Tanjakan Bingbin (1.900 Mdpl)

Setelah sampai di pos pangalap selanjutnya yaitu tanjakan bingbin dimana kita nanti bisa temui pohon palem merah. Pendakian baru benar2 dirasakan setelah pos pangalap ini. Setelah pos pangalap kita nanti tidak dapat bonus alias jalur landai, dari pos pangalap sampai puncak kita akan disuguhi jalur yang benar2 nyiksa dengkul dah tapi asikk.haha

Tanjakan bingbin ini berupa tanjakan yang jalurnya berupa tanah yang licin jadi kita harus ekstra hati2 bila menginjak tanah, apalagi waktu turun harus exstra waspada karena dalam pendakian yang rawan kecelakaan adalah disaat turun dari gunung, karena beban yang kita bawa lebih berat 2 x lipat.
Pos pangalap menuju tanjakan bingbin ini dekat sekali sekitar 30 menit nanti kita sampai di tanjakan bingbin. Di tanjakan bingbin ini ditandai dengan tulisan tanjakan bingbin yang menempel di pohon.

Tanjakan Bingbin (1.900 Mdpl) Menuju Tanjakan Seruni (2.080 Mdpl)

Setelah melewati tanjakan bingbin selanjutnya kita aan melewati tanjakan yang lebih menantang lagi yaitu tanjakan seruni. Tanjakan seruni ini berupa tanjakan yang curam dengan sudut kemiringan kira2 65-70 drajat dengan jalur tanah yang licin. Usahakan bawa sepatu gunung atau sandal gunung biar setiap pijakan kaki kuat dan tidak licin.

Tanjakan seruni ini di tandai dengan tanah lapang yang tidak luas dan terdapat tulisan tanjakan seruni yang tertempel di pohon. Dari tanjakan bingbin menuju tanjakan seruni itu sekitar 1 jam perjalan normalnya.

Tanjakan Seruni (2.080 Mdpl) Menuju Bapa Tere (2.200 Mdpl)

Nah.. tanjakan Bapa tere inilah jalur yang paling istimewa dan nyiksa abiss..haha gimana gak nyiksa, melewati bapa tere ini nanti dari kaki, dengkul, sampai tangan akan ikut serta bekerja keras untuk melewati bapa tere dengan jalur yang berupa tanjakan curam kira2 75-80 derajat dengan medan yang licin. Tapi tenang saja di tanjakan ini nanti kita dibantu dengan weebing agar tidak terpeleset dan terjatuh ke bawah.

Tanjakan bapa tere ini konon ceritanya ada seorang bapak tiri yang membunuh anaknya disini, oleh sebab itulah dinamakan bapa tere. Untuk melewati bapa tere kita harus exstra waspada dan konsentrasi karena bila kita lengah dan salah pijakan bisa2 kita terjatuh ke bawah. Apalagi waktu turun melewati bapa tere ini di anjurkan pelan2 dan hati2 dan tetap tenang dan jangan lupa berdoa.hehe

Bapa Tere (2.200 Mdpl) Menuju Batu lingga (2.400 Mdpl)

Batu lingga merupakan tempat betapanya sunan gunung jati. Dan konon di batu lingga itu terdapat nyi linggi dan dua macan kumbang yang menggantikan sunan gunung jati setelah sunan gunung jati tidak bertapa di batu lingga tersebut.

Menuju batu lingga ini kondisi tubuh dan stamina mulai terkuras, sehingga saya dan teman2 depok sering beristirahat sambil makan logistic agar stamina strong kembali. Waktu yang diperlukan untuk sampai di batu lingga yaitu kira2 sekitar 1 jam lebih dengan jalur nanjak yang menguras tenaga. Di pos batu lingga ini berupa tanah lapang yang muat untuk beberapa tenda dengan ditandai tulisan batu lingga yang tertempel di pohon.

Batu Lingga (2.400 Mdpl) Menuju Sangga Buana I (2.545 Mdpl)

Kabut mulai turun, kita melanjutkan lagi perjalanan menuju sangga buana. Menuju sangga buana I ini  jalurnya gak seberat sebelumnya mungkin karena kita sudah terbiasa dengan jalur2 nanjak yang sudah dilalui sebelumnya. Menuju sangga buana I ini memerlukan waktu yang tidak terlalu lama kira2 1 jam perjalanan.

Sangga buana I ini ditandai dengan tulisan sangga buana I yang tertempel di pohon yang berupa tanah lapang yang cukup luas mampu menampung tenda sekitar 10an tenda. Mungkin apabila stamina sudah mulai lelah dan tidak sanggup melanjutkan lagi, di sangga buana I ini sangat cocok buat ngecamp dan beristirahat. Tapi rencana saya dan kawan2 depok mau ngecamp di pos terakhir yaitu pos pangasinan. Meskipun kondisi fisik yang sudah mulai kurang fit tapi kita tetep mau lanjut sampai pos terakhir meskipun banyak istirahatnya.

Sangga Buana I (2.545 Mdpl) Menuju Sangga Buana II (2.665 Mdpl)

Disangga buana I saya dan kawan2 depok istirahat cukup lama sambil makan logistic untuk menambah stamina biar strong lagi,hehe  sekitar 30 menit sudah kita istirahat dan kita siap2 lagi lanjut sangga buana II yang letaknya tidak jauh dari sangga buana I.

Menuju sangga buana II ini kira2 memerlukan waktu 30 menit dengan medan yang bersahabat. Di sangga buana II ini juga sangat cocok buat camp karena tempatnya yang juga luas bisa menampung sampai 8 tenda dome dan jarak sampai puncaknya juga dekat kira2 1,5 jam sangat cocok buat ngecamp dan beristirahat karena di pos terakhir pos pangasinan itu tempatnya sempit gak terlalu luas mungkin hanya bisa menampung 5-6 tenda saja dengan kapasitas 4 orang. Jadi untuk mengantisipasi kalo waktu mendaki malam minggu mending ngecamp di sangga buana II saja, takutnya tidak dapat tempat camp di pos pangasinan.

Sangga Buana II (2.665 Mdpl) Menuju Pangasinan (2.800 Mdpl)

Di sangga buana II ini saya dan kawan2 depok hanya istirahat sebentar, kebetulan waktu itu hari kamis malam jumat jadi sepi pendaki sehingga kita mau ngecamp di pos pangasinan saja.

Pos panagasinan itu pos terakhir sebelum puncak, konon mitosnya apabila mau selamat dan tidak tersesat di pos pangasinan, kita harus membawa ikan asin agar selamat dan tidak tersesat. Menuju pos pangasinan track bener nyiksa ditambah kondisi fisik sudah mulai lelah sehingga kita banyak istirahatnya. Jalur menuju pos pangasinan ini berupa bebatuan dengan sudut kemiringan sampai 70 derajat. Jadi harus ekstra hati2 karena bisa2 nanti kejatuhan batu atau terpeleset karena berupa bebatuan.



Menuju pangasinan ini memerlukan waktu kira 1 jam perjalanan tergantung fisik dan stamina. Di pos pangasinan ini berupa tanah lapang yang tidak terlalu luas hanya bisa menampung kira2 5-6 tenda. Tetapi di pos pangasinan ini vienya sangat keren terlihat gunung selamet dari kejauhan.

Sampai di pos pangasinan saya dan kawan2 depok langsung mendirika tenda dan sebagian menyiapkan perapian karena waktu itu sangat dingin sekali. Kebetulan di pos pangasinan hanya ada saya dan kawan2 depok saja, mungkin karena tidak hari weekend jadinya sepi dah.

Setelah semua tenda berdiri dan perapian sudah jadi, kita menyiapkan makan buat makan malam dan setelah itu tidur istirahat lanjut summit ke puncak besok pagi.

Pangasinan (2.800 Mdpl) Menuju Puncak Ciremai (3.078 Mdpl)
Sekitar pukul setengah 4 pagi kita bangun dan menyiapkan makanan, memasak dulu sebelum summit ke puncak ciremai. Setelah selesai makan kita sholat dulu, sekitar pukul 5 pagi kita mulai summit ke puncak ciremai tidak lupa berdoa dulu sebelum summit.



Track Menuju puncak berupa tanah gambur berdebu seperti pasir, jadi kita harus siapkan masker atau buff dan kacamata kalo ada agar terhindar dari debu. Dan kita harus extra hati2 juga dalam pijakan kaki karena jalanya yang licin rawan terjatuh karena tanjakanya curam sampai 70 derajat.

Akhirnya setelah 30 menit berjalan akhirnya bau belerang mulai tercium dan akhirnya…. Saya dan kawan2 depok sampai di puncak tertinggi di jawa barat itu yang penuh perjuangan.



Alahamdulillah terimakasih ya allah.. subahanallah sekali pemandangan alam yang terlihat dari puncak ciremai yang membuat semua lelah hilang dan terobati.



Terimakasih bapak, ibu yang selalu memberikan ijin dan mendoakan saya disetiap perjalanan, kawan2 depok, dan penjaga basecamp linggasana yang banyak membantu saya selama di jawa barat.
…………………



#Sumber Air
Untuk jalur linggasana ini sumber air terdapat sebelum pos kondang amis, sebenernya ada sumber air di pos pangasinan yang terdapat di gupakan batu, tetapi kalo musim kemarau jangan berharap air di pos pangasinan. Usahakan bawa bekal air yang lebih karena kebanyakan pendaki sekarang itu bukan kehabisan bekal tapi kehabisan air.

#Tempat Camp Ground
            Untuk tempat camp favorit yang jaraknya dekat dengan puncak adalah di pos batu lingga, pos sangga buana I & II , dan yang terakhir di pangasinan pos terakhir, tapi jangan berharap banayak camp di pos terakhir palagi kalo weekend karena tempatnya yang tidak terlalu luas takutnya tidak dapat tempat camp. Sebenernya di puncak juga terdapat tempat yang bisa buat ngecamp hanya saja muat untuk 2-3 tenda saja.


“Semua keinginan dan cita2 akan bisa kamu capai bila didasari dengan keyakinan, tekat dan kemauan maka lakukanlah apapun hasilnya”
Lokasi: Kuningan Regency, West Java, Indonesia

1 komentar:

  1. Nais banget Gan sharingnya, sngt mmbntu utk ane Persiapan brngkt nanjak.. Thanks gan

    BalasHapus